Sunday, October 21, 2012

Final Denmark Super Series

Today (21/10/12).....

*hening*

Haha hari ini, ada final Kejuaraan Denmark Super Series. Itu cukup bergengsi karena yang nyelenggarain itu Denmark, negara yang sangat eksis di dunia bulutangkis dari awal tahun 1900. Terbukti dari juara-juara All England dari 1900 awal sampe 1950-an itu, Denmark dan negara Eropa sangat mendominasi.

Fyi, di final ini, Indonesia cuma nempatin 1 wakil di Final, yaitu pasangan ganda campuran, Tontowi Ahmad/Lilyana Natsir. Fyi lagi, Lilyana Natsir itu idola gua dari kelas 5 SD loh:D hehe.

Then, pertandingan itu gak disiarin di TV Nasional, adanya di TV Kabel, di MNCSport. Dan gue kan ga langganan TV kabel, btw-_- jadinya, dengan memanfaatkan IPTEK yang ada, gue streaming:') disini: http://www.youtube.com/user/bwf/featured?v=R-0AE0ui4b0. Judul webnya sih Badmintonworld.tv hehe. Tapi, jaringan modem IM2 gue lagi sangat TIDAK MENDUKUNG!-_- gue harus ngarahin modem ke arah pintu depan, silly oh-_-

ini bukti gue streaming tadi

LOLL banget kan, itu gue nge-printscreen pas banget muka Natsir lagi ke-shoot dan mukanya......lucu banget=))

But, the result.....they were just a runner-up:| The winner was Chen Xu/Ma Jin from China. But, I'm still proud of you, Lilyana Natsir! Fyi, di set 1, Indonesia kalah 23-21. Di set 2, Indonesia menang 26-24. dan di set 3, Indonesia kalah 21-11. Liat aja skor di set 2, itu sangat-amat-super-duper-ketat! bisabisanya deuce sampe skor 24 gitu. set 1 juga deuce, tapi gak se-lama set 2. Itu di set 2, dari 20-20 sampe 24-24, China selalu yang tambah poin dan match point terus, tapi masuk 24-24, Indonesia langsung 25-24 dan menang 26-24!:-D Nah di set 3, Natsir/Tontowi keliatan capek banget. Bayangin aja 2 set deuce gitu.

"Indonesia itu gak begitu disiapin untuk rubber-set kayanya. Kalo China mah ayo-ayo aja", my father said.

Yap, mungkin itu bener:') But, no problem!

I'll always proud and support you, Lilyana Natsir!


Wednesday, October 17, 2012

Sincerity for Happiness (Part 2)


* * *

“Aku pulang ya, Yuth?”

“Oh mau pulang sekarang, Garr? Oh yaudah oke. Hati-hati ya”

“Iya, Yuth” Garra bangkit dari duduknya dan mengusap kepala Iyuth.

Iyuth mengantar Garra sampai ke depan rumahnya –yang tampak seperti istana– itu. 

Garra keluar dari halaman rumah Iyuth dengan motor Ninjanya.

Garra melajukan motornya tidak terlalu cepat. Udara sore ini ingin ia nikmati penuh. 

Udara yang sejuk, sejuk menandakan hendak turunnya hujan, hujan yang akan membasahi jalan-jalan yang selama kurang lebih satu minggu terakhir kering kerontang. Sambil melajukan motornya dengan santai, matanya tertuju ke sebelah kiri jalan. Tiba-tiba pandangannya langsung melesat ke arah depan setelah ia mendengar suara dua orang yang saling mencaci-maki satu sama lain.

“Eh! Lo punya mata gak? Nyupir angkot aja sok jagoan!”

“Saya bukan pembalap, Pak! Jadi saya menyupir angkot sebisanya! Dan tadi itu gak ngebut!”

“Halah! Berisik lo! Sini lo keluar!”

Mata Garra membesar setelah melihat pertengkaran di depannya. Segera ia memarkir motor di bahu jalan. Ia melangkahkan kakinya lebar-lebar. Menuju angkot tersebut.
Sebenarnya Garra memarkirkan motornya bukan untuk melerai kedua orang yang sedang bertengkar itu –supir angkot dan tukang ojek–, tapi karena ada sesuatu yang memikatnya untuk bergerak ke arah angkot itu untuk menemukan sesuatu di dalam angkot tersebut.

“Janett?!”

“Garra!”

“Ayo keluar, Nett!” Garra menarik tangan Janett.

“Garra, gue.....gue.....” Janett berkata sangat terbata-bata.

“Entar aja lu jelasinnya ya, Nett, kita kemana dulu kek gitu,” Garra menenangkan. Dan sambil terus merengkuh bahu Janett yang sedari tadi gemetar.

Ya. Janett lah yang ia maksud sebagai sesuatu yang hendak ia temui di angkot tersebut.

* * *

“Sekarang lu bisa ceritain, tadi itu karena apa, dan kenapa lu malah tetep duduk di angkot itu padahal lagi ada yang berantem?” Garra memulai pembicaraan setelah melihat Janett mulai tenang dengan teh manis hangat yang tadi ia pesan.

“Tadi gue habis dari rumah June, mau ke...” omongan Janett terputus.

“Kemana?”

“Gak tau kemana. Lupa. Udah lah, itu mah gak penting,”

“Yee. Anak aneh. Yaudah lanjut,”

“Terus di angkot gue Cuma sendiri, karena Cuma sendiri, gue jadinya pegang hp aja terus. Alhasil, gue gak tau itu abang angkot nyupirnya emang ngebut kaya yang dibilang tukang ojek atau enggak,”

“Terus?”

“Terus yaa, tiba-tiba pas banget tuh, pas gue lagi mau bales SMS dari Kenny, gue denger ada suara kenceng gitu. Kayaknya sih angkot yang gue naikin itu nyerempet motor. Eh taunya bener,”

“And then?”

“Terus kece, Garr! Itu tukang ojek yang jatoh ketiban motor, langsung berdiri lagi. Dia langsung nyamperin abang angkot itu trus kayak tadi yang lu liat deh. Mereka adu mulut gak jelas gitu,”

“Dan kenapa lo tetep di dalem angkot? Gak takut apa?”

“Sepertinya enggak,”

“Bohong,”

“Lah emang iya, Garr,”

“I held you”

“...”

“Dan bahu lo.....sangat gemetaran,”

“...”

“Sok kuat!”

“GARRA BAWEL!” Janett melempar kotak tissue di depannya ke arah Garra.

“Ganas banget. Padahal tadi habis gemetaran gitu deh. Dikasih teh manis hangat aja 
langsung tenang. Pas cerita malah bawel banget. Ck,”

“HAHA. Yoi. Janett!” Janett menepuk-nepuk dadanya, membanggakan dirinya –yang tadi sebenarnya sangat lemah–. Tapi sekarang, ia tidak melihat sosok Garra yang seperti tadi siang, yang menasihatinya dengan kalimat menusuk. Garra yang sekarang ia lihat adalah Garra yang peduli. Garra yang ia harap akan seperti ini terus selamanya.

* * *

From: Janett

Makasih banyak, Garra jelek, buat hari ini:-) Bantuan lo.....biasa aja. HAHAHA canda, Garr. Bantuan lo tadi sangat membantu gua(?) ya pokoknya intinya makasih aja buat bantuan lo tadi!”

“Cantik-cantik aneh,” Spontan Garra setelah membaca SMS dari Janett.

“EH?! APA GUA BILANG BARUSAN?! CANTIK?!” Garra mengelos kaget dengan ucapannya tadi. Cantik. Ya. Kata itu memang pernah menjadi identitas Janett dimatanya. Tapi tidak lagi semenjak kejadian di kantin siang tadi. Tapi tidak aja yang tau juga, bahwa Garra sedari kelas 10 juga sudah mengagumi sosok Janett yang baik hati, tapi tidak ke Melati. Garra berusaha cuek dengan keanehan sikap Janett itu. Sikap cueknya itu makin memuncak, setelah kini ia menyandang status baru, Iyuth’s. Tapi, sejujurnya, kejadian tadi siang, seolah-olah mengembalikan rasa ingin tahunya yang dulu sempat hilang.

To: Janett

Welcome, Nett:-) Lain kali jangan bertindak bodoh kaya tadi yaaa hahaha. Nett, boleh tanya sesuatu?

Janett yang sedari tadi sibuk dengan novel barunya, mendengar getaran dari handphonenya. Ia meraihnya dan membuka SMS yang baru saja datang. Tertulis di layar handphone Janett: 1 new message from Garra. Segera ia membaca dan membalasnya dengan senyum mengembang di ujung bibirnya.

To: Garra

Awkay lah, Garr. Haha tadi itu kayaknya lagi gak sinkron tuh otak sama perilaku gua wakakakk. Slow, Garr, mau tanya apa? Boleh lah hahaha.

Garra membuka SMS dari Janett dan segera membalasnya.

To: Janett

Hmm besok aja deh gua tanyanya

Janett bingung dengan balasan SMS dari Garra. Pertama, karena Garra tidak jadi bertanya. Kedua, karena Garra berubah jadi jutek. Janett berusaha tidak peduli dan meneruskan membacanya. Walaupun sesekali ia sering tidak konsentrasi dengan bacaannya karena keanehan Garra.

* * *

Sincerity for Happiness (Part 1)


“BISA GAK SIH LO PAKE MATA LO KALAU JALAN?!” meja kantin terdengar dipukul keras.

“BISA! LO GAK LIAT KALAU GUA PUNYA MATA HAH?!”

“Oh oh oh. Mulai berani sama gue?” Janett berubah tenang.

“Gue gak takut sama lo. Gak pernah takut!”

“Sreeeeeeeek”

“IH WOW. Bagus juga ya badan lo HAHAHAHA” Kata Janett tertawa keras melihat apa yang tadinya disembunyikan seragam putih Melati, kini terlihat jelas dari segala sudut pandang.

Melati lari dari kerumunan orang di kantin itu.

Tidak lama kemudian, dua orang laki-laki menghampiri Janett.

“HEH! Berasa hebat lo hah malu-maluin anak orang?!” dorong laki-laki itu.

“Wess apa-apaan ini? Banci lo beraninya dorong cewek!” dorong Janett balik.

“Udah-udah, Bel, udah,” kata laki-laki di sebelahnya yang berusaha menenangkan laki-laki yang tadi mendorong tubuh Janett.

Janett menoleh ke arah suara tenang itu. Garra. Laki-laki yang sudah dari kelas 10 ia incar mati-matian, kini ada di depannya. Walaupun saat ini ia tidak sedang membelanya.

“Cewek ini mesti dikasih pelajaran! Emang sih dia pinter dan gak sombong, tapi gak tau kenapa ya, nih cewek aneh selalu begitu kalo ke si Melati!” Yobel meluapkan emosinya.

“Yaudah lah, Bel, lo tenang!” Garra bersuara tegas.                         

“Lo, Janett. Gue tau lo gak sombong. Baik malah ke semua orang. Tapi kenapa ke si Melati lo sekasar dan sejahat itu? Aneh lo ya. Lo pasti diajarin lah ya sama orang tua lo untuk bersikap baik? Walaupun Cuma ke satu orang lo bersikap jahat, tapi lo gak bisa kaya gitu, Nett. Ubah sikap lo, atau semua orang gak bisa nerima lo. SEMUA. Tanpa pengecualian,” Garra berkata bijaksana. Bijaksana tapi menusuk hati Janett hingga ke dalam.

* * *

Janett tidak bisa mengontrol deras air mata yang terus keluar dari matanya. Satu kata yang ia patenkan untuk dirinya, bodoh.

“Udahlah, Nett, semua gak perlu lu tangisi. Semua udah terjadi. Dan akan tetap terjadi, gak peduli lu mau nangis terus atau enggak,” June berusaha menenangkan Janett yang sedari tadi hanya duduk menyandar di kursi meja komputer June.

“Lo sadar gak sih, Jun, gara-gara si Melati image gua hancur banget pasti di mata Garra! Padahal gua Cuma mau kasih pelajaran ke Melati!” Janett membalas nasihat June dengan belaan.

“Nett, gua tau kok, pada awalnya emang Melati yang jahat ke lo. But who knows? Gak ada yang tau tentang masalah intern lo sama Melati. Jangan salahin Melati karena dia mungkin udah hancurin image lu di mata Garra. Tapi coba lo ubah sikap lo, untuk gak bawa masalah keluarga ke sekolah, Nett” halusnya.

Janett tiba-tiba mengusap air matanya dan dengan cepat ia meraih cardigannya di sandaran kursi dan berjalan menuju depan pintu kamar June.

“Mau kemana lu, Nett?”

“Ke rumah Garra”
* * *

Yes, we are!


Okay, firstly, fyi, gua sama adek gua –Nathan Tovano Dimas Hutabarat– itu beda 10 tahun. Ovan, his nickname.
These are some people’s response about our long-periode-age:

“Wah bisa jadi kaya mama sama anaknya dong”

“Berarti Retha bisa jadi kakak yang baik dong”

“Berarti Retha bisa gantiin peran mamanya dong, kan beda jauhnya udah kaya mama-anak”

“Retha bisa momong adeknya dong entar”

Etc.

But, so far...................there’s no one reason above which match with the conditions! HAHA! What happened to me?

*flashback*

Waktu itu, gua masih kelas 4 SD kalo gasalah. Senin, 31 Juli 2006, gua masuk sekolah kaya biasa. Tapi hari itu, emak gua udah masuk rumah sakit, RSUP Fatmawati. Tapi bapake belom kasih tau kapan adek gua bisa dipastiin lahir kan ya. Terus.............seinget gua lagi, pas sampe rumah, bapake bilang besoknya (01/08) pulang dari sekolah, gua sama bapake langsung ke RS. JENG JENG JENG! What happened?:o yap.....besoknya tgl 1 agustus itu emak operasi sesar:”) trus gua sempet mikir tuh, kenapa emak harus operasi sesar lagi? Soalnya pas ngelahirin gua, emak juga sesar._. nah menari indah dah tuh ‘si kepo’ di otak gua-_-

Besoknya, 01 Agustus 2006.
Itu di sekolah gua udah gak niat sekolah kayanya, pikiran gua udah kemana-mana. ‘mama udah operasinya?’ ‘berjalan lancar ga operasinya?’ ‘mamanya ga kenapa-napa kan?’ ‘adekku beneran cowok kaya yang di USG?’ ‘berat sama tingginya berapa?’ ‘ga premature kan?’ ‘harus ditaroh di inkubator ga?’ ‘kapan gua bisa gendong?’ ‘kapan bisa langsung dibawa pulang?’ capek ga sih gua banyak pikiran gitu:’ wkwk.
Yap, dan pulang dari sekolah, bapake bener udah ada dirumah. Habis itu kita langsung caw ke Fatmawati. Sepanjang jalan gua ngoceh, apa aja yang gua kepo-in gua tanya semuanya ke bapake. Mungkin kalo bapake boleh milih, mending loncat dari mobil trus guling-guling di aspal kaya di film action itu kali ya daripada harus ladenin ocehan-anak-sd-kelas4-_- maaf dan lafyuu, dad<3 nah terus kan ga kerasa udah sampe aja tuh di Fatmawati. Gua dan bapake langsung ke atas, ke lantai 3 kalo gasalah, tapi gatau di section apa-_- dan JENG JENG! Gua langsung buka kamar emak, disitu ada emak! Ada boyu Anes –kakaknya bapake– juga. Nah kalo emak udah ada di kamar dan perutnya udah ngempes berarti..............ADEK GUA UDAH LAHIR!\=D/ gua langsung tanya ke emak, “adek di ruang bayi ma?” trus emak mengangguk bahagia sepertinya:’)(?) wkwk. Tancap gas lah gua langsung ke ruang bayi sama bapake. Dan yap...........ada satu keranjang yang di papannya bertuliskan “NATHAN TOVANO DIMAS HUTABARAT”. Kalo saat itu gua ibu-ibu tukang nonton sinetron, mungkin gua langsung berlinang air mata kali ya-_- soalnya itu terharu abis ngeliat adek gua udah lahir:’) trus muka bapake tuh indescribable banget. Tapi dengan ke-sotoy-an gua, gua berani taruhan nyawa kalo bapake seneng banget pasti:’) Ya begitu lah pokoknya inti dari kebahagiaan gua pas tau adek gua udah datang ke dunia ini:-D

*when he was about 1-3 years old*

“masa-masa lucu bayi itu sekitar umur 1-3 tahun”

Gua setuju banget sama kata-kata itu. Adek gua emang lucu banget pas umur segitu. And sorry, I have no picture when he was 1-3 years old on my pc._.  pokoknya lucu banget deh. Pipi gembul, badannya bulet, cara ngomongnya lucu, kalo duduk lucu, kalo ketawa ngegemesin banget, pas belajar jalan juga lucu banget, perfect&complete deh lucunya!:3

*when he was 4 years old until now*

Dan masa-masa lucu itu semakin sirna.....................
Ya gitu deh, dia mulai ngeselin gitu, mulai bawel dan teriak-teriak gak jelas. Gua nya juga kok makin gabisa ngontrol emosi, masa gampang banget kepancing emosinya sama anak kecil?-_- dia juga usil banget, suka tiba-tiba mukul, nah gua ga terima lah yaudah gua pukul atau cubit balik huh-_- trus ya lagi, dia itu kalo di larang itu kaya disuruh!-_-

“dek jangan mainin barang kakak!”

“mainin aah”

Ngeselin ga sih?-_- gua sering banget teriakin dia-_- padahal............beberapa hari lalu, bu Dewi –guru Biologi– gua bilang, katanya kalo kita suka teriakin anak-anak berumur 2-5 tahun itu bisa bikin jutaan bahkan ratusan saraf putus! My God:’ suka nyesel banget kalo inget itu. Kesannya kok gua stepsister banget gituL padahal biasanya yang jahat kan stepmother(?) hufft.


But, let’s see how crazy we are at some moment!


















Yap! Those photos have proved it!J

Kalo gua udah gila-gilaan bareng, foto-foto/webcam-an bareng sama Ovan, pasti beuh............itu koplak abis-_- wkwk! Jadi.....gua bukan stepsister kan ya?;;) I’m still a sister, from the same blood;;)

Sometimes we are so crazy, but sometimes we are like an enemy.

Sometimes I scold you, but there’s no sometimes to love you.

LOVE YOU, MY NATHAN TOVANO DIMAS HUTABARAT<3

Say.....HI!

SAY HI!
I'm Margaretha Tevania Hutabarat.
That's all. Thankyou;-)